Powered By Blogger

Senin, 31 Desember 2012

COSO dan COBIT

COSO kepanjangannya Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission.

Sejarahnya, COSO ini ada kaitannya sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, nah kalo COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.
Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA, IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.
Walaupun disponsori sama 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini bersifat independen dan orang2 yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor. Nama ‘Treadway’ sendiri berasal dari nama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr.
Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya adalah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal (integrated guidance on internal control). Makanya terus dibentuk COSO, yang kemudian bekerjasama dengan Coopers dan Lybrand untuk membuat report itu.
Coopers & Lybrand mengeluarkan report itu pada 1992, dengan perubahan minor pada 1994, dengan judul ‘Internal Control – Integrated Framework’. Report ini berisi definisi umum internal control dan membuat framework untuk melakukan penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) atas internal control. Gunanya report ini salah satunya adalah untuk mengevaluasi FCPA compliance di suatu perusahaan.
Poin penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework’ (1992):
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:

  • Efektifitas dan efisiensi operasional
  • Reliabilitas pelaporan keuangan
  • Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
  • Control Environment
  • Risk Assessment
  • Control Activities
  • Information and communication
  • Monitoring

Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
  • Internal Environment
  • Objective Setting
  • Event Identification
  • Risk Assessment
  • Risk Response
  • Control Activities
  • Information and Communication
  • Monitoring

 















 

COBIT

I. Sekilas Tentang COBIT
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah proses model yang dikembangkan untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi (IT). Proses model ini difokuskan pada pengendalian terhadap masing-masing dari 34 proses IT, meningkatkan tingkatan kemapanan proses dalam IT dan memenuhi ekspektasi bisnis dari IT.
COBIT menciptakan sebuah jembatan antara manajemen TI dan para eksekutif bisnis. COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua pihak. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.
Fokus utama dari COBIT ini adalah harapan bahwa melaui adopsi COBIT ini, perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya.
COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Saat ini pengembangan terbaru dari standar ini adalah COBIT Edisi 4.1.
II. Komponen-Komponen COBIT
COBIT memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
a. Executive Summary
b. Framework
c. Control Objective
d. Audit Guidelines
e. Management Guidelines
f. Control Practices

III. Definisi Pengendalian Internal menurut COBIT
COBIT mengadopsi definisi pengendalian dari COSO yaitu : “Kebijakan, prosedur, dan praktik, dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah atau dideteksi dan diperbaiki”.
Sedangkan COBIT mengadaptasi definisi tujuan pengendalian (control objective) dari SAC yaitu : “Suatu pernyataan atas hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin dicapai dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian dalam aktivitas IT tertentu”.
Komponen tujuan pengendalian (control objectives) COBIT ini terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control objectives ) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization , acquisition & implementation , delivery & support , dan monitoring.
IV. Ringkasan Konsep Pengendalian Internal COBIT dilihat dari berbagai sudut pandang
Pengguna Utama
COBIT di rancang untuk digunakan oleh tiga pengguna yang berbeda yaitu :
  • Manajemen : untuk membantu mereka menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi.
  • User : untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT  yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
  • Auditor : untuk medukung/memperkuat opini yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.
Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi
Operasi yang efektif dan efisien
Keefektifan berkenaan dengan informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis yang ada dan juga dapat diperoleh tepat waktu, benar, konsisten, dan bermanfaat. Sedangkan keefisienan berkaitan dengan penyediaan informasi melalui sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
Kerahasiaan
Menyangkut perhatian atas perlindungan informasi yang sensitif dari pihak-pihak yang tidak berwenang.
Integritas
Berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan dari informasi dan juga validitasnya sesuai nilai-nilai dan harapan bisnis.
Ketersedian Informasi
Berkaitan dengan informasi harus dapat tersedia ketika dibutuhkan oleh suatu proses bisnis baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang perlu dan kemampuan yang terkait.
Pelaporan keuangan yang handal
Berkaitan dengan pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan juga pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat pelaporan keuangan.
Ketaatan terhadap ketentuan hukum dan peraturan
Terkait dengan pemenuhan sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, perjanjian kontrak, dimana dalam hal ini proses bisnis dipandang sebagai suatu subjek.
Domain
a. Planning and organization
Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan perhatian atas identifikasi bagaimana IT secara maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis. Selain itu, realisasi dari visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan dikelola untuk berbagai perspektif yang berbeda. Terakhir, sebuah pengorganisasian yang baik serta infrastruktur teknologi harus di tempatkan di tempat yang semestinya.
b. Acquisition dan implementation
Untuk merealisasikan strategi IT, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan, dan terintegrasi ke dalam proses bisnis. Selain itu, perubahan serta pemeliharaan sistem yang ada harus di cakup dalam domain ini untuk memastikan bahwa siklus hidup akan terus berlangsung untuk sistem-sisteem ini.
c. Delivery and Support
Domain ini memberikan fokus utama pada aspek penyampaian/pengiriman dari IT. Domain ini mencakup area-area seperti pengoperasian aplikasi-aplikasi dalam sistem IT dan hasilnya, dan juga, proses dukungan yang memungkinkan pengoperasian sistem IT tersebut dengan efektif dan efisien. Proses dukungan ini termasuk isu/masalah keamanan dan juga pelatihan.
d. Monitoring
Semua proses IT perlu dinilai secara teratur sepanjang waktu untuk menjaga kualitas dan pemenuhan atas syarat pengendalian. Domain ini menunjuk pada perlunya pengawasan manajemen atas proses pengendalian dalam organisasi serta penilaian independen yang dilakukan baik auditor internal maupun eksternal atau diperoleh dari sumber-sumber anternatif lainnya.

Perbandingan Fokus Internal Control antara CoBIT dan COSO

Konsep serta framework yang terkait dengan internal control yang populer saat ini yaitu CoBIT dan COSO terdapat perbedaan dan persamaan di dalamnya.
Hal tersebut ditinjau dari setidaknya 7 (tujuh) elemen yaitu fokus pengguna utama, sudut pandang atas internal control, tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control, komponen/domain, fokus pengendalian, evaluasi atas internal control, pertanggungjawaban atas sistem pengendalian.
Berikut ini tinjauan perbedaan maupun persamaan dari masing-masing framework:
CoBIT
  1. Fokus Pengguna Utama adalah manajemen, operator dan auditor sistem informasi.
  2. Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses yang terdiri atas kebijakan, prosedur, penerapan serta struktur organisasi.
  3. Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, kerahasiaan, kesatuan dan ketersediaan informasi yang dilengkapi dengan sistem pelaporan keuangan yang handal disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
  4. Komponen/domain yang dituju adalah perencanaan dan pengorganisasian, pemaduan dan penerapan, pengawasan atas dukungan serta pendistribusian.
  5. Fokus pengendalian dari CoBIT adalah sisi teknologi informasi.
  6. Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam periode waktu yang sudah ditetapkan.
  7. Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari CoBIT ditujukan kepada manajemen.
COSO
  1. Fokus Pengguna Utama adalah manajemen.
  2. Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
  3. Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
  4. Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
  5. Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas.
  6. Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu.
  7. Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada manajemen.
Jika melihat dari hal-hal tersebut maka dapat dilihat adanya persamaan sebagai berikut:
  • Seluruh tujuan dari framework CoBIT dan COSO adalah pengendalian serta pengawasan atas proses dan lingkungan.
  • Pertanggungjawaban ditujukan kepada manajemen.
  • Seluruh sistem pelaporan dan prosedur wajib mengikuti aturan yang berlaku.



 



SIA, Data Interchange terkait UU ITE no 11 dan PP no 82 tahun 2012

 Seiring dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat, mampu memberikan pengaruh besar di begitu banyak aspek kehidupan, baik itu disekitar tempat tinggal, perguruan tinggi, dunia bisnis, tempat kerja, dan lain-lain. Kemajuan teknologi sendiri didalamnya mengandung beragam kemudahan yang ditawarkan, dan apabila hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka otomatis akan dapat meningkatkan kinerja bagi penggunanya. Ada empat macam teknologi yang perkembangannya relatif menonjol saat ini, yaitu: teknologi informasi, teknologi pemanufakturan, teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan terhadap perubahan lingkungan bisnis maupun di kehidupan sehari-hari. Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan banyak orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk memisahkannya. Salah satunya Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Makalah ini akan membahas tentang system informasi akuntansi beserta dengan organisasi bisnisnya.

 Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada pemakainya. Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Pemakai informasi akuntansi pun terdiri dari dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal. Yang dimaksud dengan pemakai ekseternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat. Sedangkan pemakai internal adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi bersangkutan. Sistem Informasi Akuntansi(SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.
Adapun tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut:
1. mendukung operasi-operasi sehari-hari
2. mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban Akuntansi dan 

Teknologi Informasi


Fungsi Sistem Informasi. Dimana fungsi ini bertanggung jawab atas pemrosesan data. Fungsi sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi, dimana dulunya informasi ini diawali dengan struktur organisasi yang sederhana,yang hanya melibatkan beberapa orang. Sekarang fungsi ini telah berkembang menjadi struktur yang kompleks melibatkan banyak spesialis :
1.Lokasi organisasi, pentingnya posisi fungsi sistem informasi dalam organisasi tergantung pada pentingnya aplikasi computer dalam suatu organisasi.Jika aplikasi kcomputer yang diterapkan lintas fungsi dan anggaran sistem computer semakin meningkat, maka peran fungsi sistem informasi dalam organisasi juga akan cenderung meningkat.
2.Spesialisasi fungsional, struktur departemen sistem informasi yang paling lazim adalah fungsi, yaitu pemberian wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf
3. Fungsi Analisis bertugas mengidentifikasi masalah dan proyek untuk mendesain sistem yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. §
4. Fungsi Pemrograman bertanggung jawab untuk mendesain, membuat kode, menguji, dan men-debug program computer yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem yang telah dirancang.
5.Fungsi Operasi bertanggung jawab menyiapkan data, mengoperasikan peralatan, dan memelihara sistem.
6.Fungsi technical support bertanggung jawab atas sistem operasi, perangkat lunak, desain, pengelolaan data, dan teknologi komunikasi.
7. Fungsi user support bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi teknikal yang bertugas melayani personel di departemen sistem informasi. Komputer Pengguna Akhir Komputasi pengguna akhir (EUC) adalah penggunaan komputer pada pengguna akhir. Pengguna akhir menjalankan sendiri aktivitas pemrosesan informasi dengan perangkat keras, perangkat lunak,dan sumber daya professional yang disediakan oleh organisasi. Dengan menggunakan komputer personal yang tersambung ke jaringan dan query pengguna membuat dan mengirimkan permintaan ke perangkat lunak pengendali akses database. Pekerjaan tersebut kemudian diproses oleh prosesor bahasa query dan berikutnya laporan yang diminta dikirim ke pengguna. Komputer personal memungkinkan pengguna memiliki kemampuan untuk memproses data sendiri.


Teknologi Respons Cepat, sistem respon-cepat esensial demi terwujudnya total quality performance (TQP) dalam bisnis. TQP merupakan satu filosofi bahwa setiap orang harus melakukan hal yang benar dengan cara yang benar sejak pertama kali. TQP menekankan pada kepuasan pelanggan sampai pada titik obsesi pelanggan. TQP merupakan satu strategi untuk bertahan dalam lingkungan persaingan dunia bisnis yang tinggi :
 

1.Just In Time (JIT), sistem penjualan eceran respon cepat pada dasarnya serupa dengan sistem persediaan just in time yang diterapkan dalam sistem persediaan pemanufakturan. Dalam lingkungan yang tidak JIT aktivitas proses bersifat sporadic. Sekelompok produk yang serupa diproses secara periodic untuk memnuhi kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang akan datang. Lingkungan JIT merupakan lingkungan yang continue, berbeda dengan lingkungan yang prosesnya batch. Lingkungan JIT menghendaki operasi proses yang continue dengan tujuan meminimalkan atau mengeliminasi persediaan.
 

2.Web Commerce ,manfaatnya bagi konsumen yaitu;
(1) Tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk.
(2) Jika konsumen memiliki pertanyaan yang membingungkan terkait dengan produk,maka melalui perangkat lunak berbasis Web,pelanggan dapat memperoleh jawaban yang cepat.
(3)Transaksi berbasis Web dienkripsi sehingga meningkatkan keamanan transaksi leat Web. 

Manfaat bagi pedagang :

 
(1)Penghematan biaya dengan adanya pemesanan yang otomatis.
(2) Pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis.
(3) Biaya overhead murah.
(4) Informasi mengenai produk perusahaan tersedia secara luas.
(5) Kemampuan untuk secara cepat memperbarui(update)dan menyebarkan informasi mengenai produk baru maupun harga baru.
 

 1.Electronic data Interchange, merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari computer langsung ke computer melalui jaringan komunikasi. Standar EDI publuk, khususnya ANSI X.12 memiliki dampak besar terhadap perkembangan sistem respon cepat.
2. Extensile Bussines Reporting language, adalah bahasa yang menfasilitasi pertukaran berbagai jenis dokumen bosnis dan laporan keuangan lewat internet. Tuntutan pelaporan keuangan oleh Securities and Exchange Communision (SEC) merupakan contoh penerapan XBRL. SEC mengizinkan perusahaan untuk mengirimkan laporan keuangan secara elektronok dalam format XBRL.
3.Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer.merupakan satu pendekatan penggunaan teknologi ingormasi dalam perusahaan pemanufakturan terintegrasi. CIM mengurangi biaya informasi dan dengan EDI membuat produsen, pemasok, dan pelanggan menjadi lebih dekat satu sama lain. Otomatisasi data sumber dari aktivitas produk merupakan hal penting dalam CIM karena itu bar code yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanner merupakan komponen sistem yang penting.
4.Sistem Pembayaran Electronik, merupakan sistem pembayaran elektronik. Sistem EFT memungkinkan terjadinya perpindahan dana antar-organisasi secara elektronik atas dasat instruksi pelanggan.Bang dapat terkait dengan aplikasi EDI perusahaan.
Akuntan dan Pengembangan Sistem Istilah sistem Informasi Akuntansi melibatkan aktivitas pengembangan sistem.
Auditor eksternal maupun Internal berhadapan dengan aktivitas pengembangan sistem pada saat mereka mengevaluasi pengendalian sistem informasi sebagai bagian dari penugasan audit suatu perusahaan. Karakteristik Pengembangan
Sistem,dimana memiliki tujuan umum analisis sistem secara ringkas yaitu:
A.Untuk meningkatkan kualitas informasi.
B.Untuk meningkatkan pengendalian internal.
C.Untuk meminimalkan biaya,jika memungkinkan.
 

 Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek sistem. Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan sistem yang efektif dan teratur. Pendekatan ini merupakan suatu proses yang terdiri dari enam tahap yaitu :
1.Menatapkan tujuan system.
2.Menyusun berbagai alternative solusi.
3.Meanalisis system.
4.Desain system.
5.Implentasi system.
6.Evaluasi system.
 

Cetak Biru Proses Bisnis, dengan menggunakan cetak biru proses bisnis, perusahaan menggunakan cetak biru standar industry atau yang berlaku umum dan bukanya mendesain sendiri sistem perusahaannya. Banyak perusahaan memilih cetak biru karena lebih efektif dan efisien daripada mendesain sendiri sistem mulai dari nol. Perusahaan yang menjadi printis pendekatan cetak biru adalah SAP. Dimana mengembangkan basis pengetahuan mengenai proses bisnis ribuan perusahaan yang dapat dengan mudah diadaptasi dengan kebutuhan konsumen. Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem, dimana menejemen, pengguna, dan personel sistem terlibat dalam perancangan dan operasi suatu sistem informasi. Masalah pengelolaan proyek pengembangan sistem, masalah organisasi, dan masalah teknis biasanya terjadi dalam implementasi sistem. Sistem informasi yang menyebabkan perubahan relasi kerja antar personel, mengubah deskripsi pekerjaan personel dan bahkan perubahaan struktur organisasi secara formal. Kerjasama pengguna yang diperlukan demi keberhasilan operasi sistem harus dipastikan sejak perancangan sistem. Hampir semua aplikasi akuntansi merupakan kegiatan rutin organisasi. Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingnya sikap dan pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh konteks organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Output perlu dirancang dengan fokus pada kebutuhan pengambilan keputusan. Pengguna harus dapat
 

memenuhi tujuan dan karakter setiap output supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Informasi Dan Keputusan Dimana suatu organisasi merupakan sekumpulan unit pengambilan keputusan untuk mengejar suatu tujuan.
 

Secara konseptual, proses pengalokasian sumber daya merupakan sarana bagi sistem organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: yaitu eksternal dimana mencakup pemegang saham, investor, kreditor, agen,dan masyarakat luas dan sebagainya, pengguna eksternal juga menerima dan memanfaatkan berbagai output dari sistem informasi akuntansi. Pengguna internal terdiri dari para manager. Kebutuhan para manager tergantung pada level mereka didalam organisasi atau pada fungsi tertentu yang mereka jalankan. Dimana ada suatu diagram yang menekankan bahwa ada perbedaan kebutuhan informasi dan tuntutan akan informasi pada berbagai level menejerial dalam suatu organisasi. Sistem Organisasi Dimana sistem ini menyiratkan penggunaan teknologi computer dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Dimana ada beberapa tipe sistem informasi yang memanfaatkan computer yaitu :
1.Pemprosesan data, pemprosesan data elektronik merupakan penggunaan teknologi computer untuk menjalankan pemrosesan data transaksi suatu organisasi.
2. SIM, menggambarkan penggunaan komputer untuk menyediakan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan manejer. Subsistem SIM Fungsional banyak organisasi yang menerapkan konsep SIM dalam area fungsional dalam organisasi. Sistem informasi pemanufakturan merupakan SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi.Sistem informasi daya menusia adalah SIM yang menyediakan informasi yang berguna untuk fungsi personalia atau sumber daya manusia.
3. Sistem Pendukung Keputusan,dimana dalam sistem keputusan (DSS) data diproses kedalam format pengambilan keputusan untuk memudahkan pengguna.DSS dirancang untuk melayani kebutuhan informasi yang tidak rutin,spesifik,dan khusus sedangkan sistem DP dirancang untuk melayaniu kebutuhan informasi secara umum. Sistem pakar, adalah informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai area aplikasi tertentu sehingga sistem tersebut dapat bertindak sebagai konsultan ahli bagi pengguna akhir.
 

Sistem informasi eksekutif,dikaitkan dengan kebutuhan informasi strategic menejemen puncak.Banyak informasi yang digunakan menejer puncak berasal dari sumber lain diluar sistem informasi organisasi. EIS juga memungkinkan dan memudahkan menejer puncak untuk mengakses informasi tertentu yang telah diolah oleh sistem informasi organisasi. Sistem Informasi akuntansi, dimana sisten berbasis computer yang dirancang untuk menstransformasi data akuntansi menjadi informasi. Dimana memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu mencakup juga siklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi. Proses Bisnis Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang paling berhubungan yang melibatkan data, unit organisasi,dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis ini dipacu oleh kejadian ekonomi. Ada pun sembilan kelompok proses bisnis dasar yaitu:
1. Logistik penjualan inboud(persediaan,pengendalian,retur ke pemasok)
2. Logistik penjualan outband(proses order penjualan,pengiriman pesanan)
3. Operasi(mesin,perakitan dll)
4. Pemasaran(periklanan)
5. Jasa (instalasi,reparasi)
6.Prokuremen (pembelian,pemesanan)
7.Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)
8.Organisasi dan menjemen sumber daya manusia(rekrutmen,peltihan)
9.Infrastruktur perusahaan (akuntansi.perencanaan)
 

Proses bisnis primer melibatkan aktivitas yang secara langsung menambah nilai bagi produk perusahaan.Proses bisnis pendukung melibatkan aktivitas yang tidak secara langsung menambah nilai produk.Rantai nilai adalah suatu cara pandang aktivitas perusahaan sedemikian rupa sehingga memudahkan menilai keunggulan kompotitif perusahaan. Siklus Pemrosesan Transaksi Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara yang berbeda, yaitu dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus secara tradisional mengelompokkan aktivitas suatu bisnis kedalam empat siklus akuntansi bisnis :
1.Siklus pendapatan,kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan pengumpulan kas yang terkait dengan distribusi tersebut.
2.Siklus pengeluaran,kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa dari entitas lain serta pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang dan jasa tersebut.
3.Siklus produksi,kejadian yang terkait dengan tranformasi sumber daya menjadi barang dan jasa.
4.Siklus keuangan,dimana kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengolahan dana termasuk kas.
 

Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem aplikasi.Sistem aplikasi memproses transaksi yang saling terkait secra logis.Pada model siklus transaksi,selain keempat siklus tersebut ada siklus kelima ayitu siklus pelaporan keuangan dimana siklus ini mendapatkan data akuntansi dan data operasi dari siklus yang lain serta memproses data tersebut sedemikian rupa sehingga laporan keuangan dapat disajikan. Proses Pengendalian Internal,dimana mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi
tersebut.Salah satu tanggung jawab utama menejemen adalah stewardship. Elemen Proses pengendalian Internal, dimana pengendalian ini merupakan satu proses yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang rasional atastercapainya tujuan yaitu :
1.Efektivitas dan efisien operasi perusahaan.
2.Reliabilitas pelaporan keuangan.
3.Kesesuaian organisasi dengan aturan serta regulasi yang ada.
 

Pengendalian internal juga menuntut adanya pencatatan yang memadai dalam upaya menjaga kekayaan perusahaan dan menganalisis pelaksanaan tanggung jawab.Konsekuensinya semua catatan harus memungkinkan adanya pengecekan antara area pertanggung jawaban.Tanggung jawab untuk satu transaksi yang berhubungan harus dibagi-bagi. Pemisahaan fungsi-fungsi akuntansi, dimana penting untuk memastikan bahwa tidak ada individu atau depertemen yang mengelola catatan akuntansi yang terkait dengan operasi aktivitas mereka. Satu pendekatan yang lumrah adalah mendelegasikan fungsi akuntansi ke controller dan fungsi keuangan ke tangan bendahara. Fungsi Audit Internal, menyadari bahwa pentingnya dan kompleksnya pengendalian internal yang memadai dalam organisasi yang besar telah menyebabkan terjadinya evolusi audit internal sebagai alat pengendalian atas semua pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Audit internal bertugas memonitor dan mengevaluasi kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur organisasi.